13 Agustus 2025

Bupati Egi 'Blusukan' ke Pulau Sebesi, Bawa Kado Istimewa: KTP Jemput Bola hingga Renovasi Sekolah

Bupati Egi 'Blusukan' ke Pulau Sebesi, Bawa Kado Istimewa: KTP Jemput Bola hingga Renovasi Sekolah


Rajabasa
 - Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama melakukan kunjungan kerja ke Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku, Kecamatan Rajabasa.

Rabu pagi itu (13/8/2025), Bupati Egi datang bukan sekadar berkunjung, tetapi membawa janji perubahan nyata bagi masyarakat kepulauan. Kunjungan ini sekaligus menegaskan komitmennya untuk memeratakan pembangunan hingga ke wilayah terluar.

Didampingi Wakil Bupati Syaiful, Sekretaris Daerah, Wakapolres Lampung Selatan, Kepala ATR/BPN, serta sejumlah pejabat perangkat daerah, rombongan berangkat dari Dermaga Bom Kalianda sekira pukul 09.00 WIB menggunakan speedboat Polairud. Perjalanan laut memakan waktu sekitar 1,5 jam sebelum akhirnya merapat di Dermaga Pulau Sebesi.

Kegiatan dimulai dengan peninjauan pelayanan pembuatan KTP oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) di Balai Desa Tejang. Bupati Egi mengimbau kepala desa agar aktif menyebarkan informasi layanan administrasi kependudukan kepada warganya.

“Kalau ada warga yang kurang sehat, bila perlu kita jemput supaya tetap mendapat pelayanan,” ujar Bupati Egi.


Usai meninjau layanan administrasi, Bupati Egi bergerak ke Puskesmas Pembantu (PUSTU) yang berada di sebelah balai desa. Ia menyoroti ruang pemeriksaan yang pengap karena tidak memiliki ventilasi, dan memastikan renovasi akan dilakukan pada 2026, termasuk perbaikan fasilitas kamar mandi yang saat ini tidak berfungsi.

Egi meminta camat dan kepala desa melibatkan warga dalam perbaikan fasilitas umum dengan konsep ABRI (Aman, Bersih, Rapi, Indah) dan BKW (Bersih, Kering, Wangi).

Kunjungan berlanjut ke SDN 1 Tejang Pulau Sebesi. Egi mengaku prihatin melihat kondisi ruang kelas yang dinilai tidak layak pakai. Ia memastikan perbaikan dilakukan tahun ini, meliputi pembangunan ruang kelas baru, ruang UKS, dan toilet.


Kepala SDN 1 Tejang Pulau Sebesi, Rustam Nawawi menyampaikan terima kasih atas perhatian pemerintah daerah. Kegiatan ditutup dengan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan ruang kelas tambahan.

“Mudah-mudahan lulusan dari sekolah ini menjadi generasi yang jujur dan mampu memimpin di masa depan,” kata Egi. (Gil-Kmf)

Kunjungi Pulau Sebuku, Bupati Egi Ungkap Rencana Pemindahan Makam Tentara Belanda

Kunjungi Pulau Sebuku, Bupati Egi Ungkap Rencana Pemindahan Makam Tentara Belanda


Rajabasa - Dalam kunjungan kerjanya ke Kecamatan Rajabasa, Rabu (13/8/2025), Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama bersama Wakil Bupati M. Syaiful dan rombongan menyempatkan diri mengunjungi Pulau Sebuku. 

Agenda ini tak hanya soal pemerintahan, tetapi juga menapaki jejak sejarah yang tersimpan di sebuah sudut sunyi: makam tentara Belanda yang gugur pada abad ke-19.

Di ujung pulau yang dikelilingi lautan biru dan ombak yang berkejaran, berdiri nisan-nisan tua yang menjadi saksi bisu pertempuran di Selat Sunda pada tahun 1842. 

Menurut penuturan warga setempat, kala itu terjadi bentrokan di laut yang melibatkan kapal milik Amerika dan Belanda. Dua kapal tenggelam di sekitar Pulau Suak, tidak jauh dari Pulau Sebuku.

Salah satu tentara Belanda yang gugur dalam peristiwa tersebut dimakamkan di lokasi ini. Kini, makam tersebut nyaris terlupakan, tertutup oleh riwayat panjang dan perubahan zaman.

Usai mengunjungi makam, Bupati Egi mengungkapkan bahwa Kementerian terkait telah memiliki rencana untuk memindahkan makam tentara Belanda tersebut.

“Nanti akan ada pemindahan makam yang dilakukan oleh kementerian, tentu dengan memperhatikan nilai sejarah dan menghormati para almarhum,” jelasnya.

Bagi sebagian orang, Pulau Sebuku identik dengan wisata bahari berpasir putih dan panorama laut yang memukau. Namun, bagi Bupati dan rombongan, kunjungan ini menjadi pengingat bahwa di balik pesona alam, tersimpan fragmen sejarah yang membentuk identitas Lampung Selatan. (Gil)

9 Agustus 2025

Bangga! Lampung Selatan Pertahankan Predikat KLA Nindya 2025, Buktikan Konsistensi Kabupaten Ramah Anak

Bangga! Lampung Selatan Pertahankan Predikat KLA Nindya 2025, Buktikan Konsistensi Kabupaten Ramah Anak


Jakarta
 – Kabupaten Lampung Selatan kembali mencatat prestasi membanggakan di ajang Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) Tahun 2025. Meski mempertahankan peringkat kategori Nindya seperti tahun sebelumnya, skor Verifikasi Administrasi Lampung Selatan naik dari 763,37 pada 2023 menjadi 764,92 tahun ini.

Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) yang diwakili Wakil Menteri PPPA Veronica Tan, pada Acara Penganugerahan KLA 2025 di Auditorium KH. M. Rasjidi, Kementerian Agama RI, Jakarta Pusat, Jumat (8/8/2025).

Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama didampingi Kepala Bappeda Aryan Saruhian dan Plt Kepala Dinas PPPA Nessi Yusnita saat menerima penghargaan tersebut.


Dalam keterangannya, Bupati Egi menyebut, capaian itu adalah buah kerja sama seluruh elemen masyarakat dan pemerintah daerah.

“Penghargaan ini kami persembahkan untuk seluruh warga Lampung Selatan. Ini bukti komitmen kami menjadikan daerah ini ramah anak, melindungi hak mereka secara terencana dan berkelanjutan,” ujar Egi.

Plt Kepala Dinas PPPA Lampung Selatan, Nessi Yusnita, menjelaskan bahwa seluruh 15 kabupaten/kota di Provinsi Lampung telah menyelesaikan tahap Evaluasi Mandiri KLA 2024 dan melewati benchmark nilai di atas 500, sehingga layak lanjut ke tahap Verifikasi Administrasi oleh Tim KLA Provinsi Lampung.

Berdasarkan hasil verifikasi tersebut, Lampung Selatan berhasil meningkatkan skor meski tetap di peringkat kategori Nindya. “Skor kita naik dari 763,37 menjadi 764,92, sesuai petunjuk teknis KLA 2024 yang ditetapkan Kementerian PPPA RI,” kata Nessi.

Dengan capaian ini, Kabupaten Lampung Selatan menegaskan komitmennya menjaga keberlanjutan program ramah anak, sekaligus mendorong peningkatan kualitas hidup anak-anak di daerah tersebut. (dul)

8 Agustus 2025

Kepala Desa Diingatkan Hindari Jeratan Hukum, Kajati Lampung: Jangan Sampai Dana Desa Bikin Anda Jadi ‘Pasien’ Jaksa!

Kepala Desa Diingatkan Hindari Jeratan Hukum, Kajati Lampung: Jangan Sampai Dana Desa Bikin Anda Jadi ‘Pasien’ Jaksa!


Kalianda
 - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan menggelar Sarasehan Hukum bertema “Penguatan Pemahaman Hukum bagi Kepala Desa se-Kabupaten Lampung Selatan”, di Aula Sebuku, Rumah Dinas Bupati, Jumat (8/8/2025).

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh kepala desa dan lurah se-Kabupaten Lampung Selatan, dengan menghadirkan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Provinsi Lampung, Danang Suryo Wibowo, sebagai narasumber utama. Ia didampingi Kajari Lampung Selatan, Suci Wijayanti.

Kegiatan ini menjadi panggung edukatif sekaligus preventif bagi seluruh kepala desa dan lurah di Kabupaten Lampung Selatan agar kian bijak dalam menjalankan amanah.


Dalam sambutannya, Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Kajati Lampung di Bumi Khagom Mufakat, yang menurutnya mencerminkan pendekatan hukum yang bersifat preventif dan edukatif.

Pada kesempatan itu, Bupati Egi menekankan pentingnya pemahaman hukum sebagai fondasi utama dalam pengelolaan anggaran dan pelaksanaan tugas kepala desa.

“Anggaran desa jumlahnya besar dan risikonya tinggi. Saya tidak ingin ada kepala desa yang tersandung masalah hukum karena kurangnya pemahaman,” tegas Bupati Egi.

Ia mengingatkan bahwa kepala desa dan lurah adalah figur sentral dalam pembangunan desa. Karena itu, integritas, transparansi, dan akuntabilitas harus menjadi prinsip utama.

“Gunakan sarasehan hukum ini dengan baik. Mari kita jadikan desa sebagai zona bebas korupsi, bukan sekadar slogan, tapi komitmen nyata bersama,” lanjutnya.


Kajati Lampung: Jangan Sampai Dana Negara Dipakai untuk Diri Sendiri

Dalam sesi utama, Kajati Lampung, Danang Suryo Wibowo menyampaikan materi dengan gaya yang santai namun tegas. Ia mengingatkan bahwa menjadi kepala desa adalah amanah besar yang penuh sorotan dan tanggung jawab hukum.

“Kami ini jaksa, seperti dokter, kalau ada gejala-gejala korupsi, kami jaksa punya banyak ‘metode’ penanganan. Tapi ingat, jangan sampai kami harus pakai Pasal 2, Pasal 3, atau Pasal 4,” ucap Danang, disambut gelak tawa peserta.

Ia mengingatkan bahwa penegakan hukum akan dilakukan berdasarkan bukti yang ada. Menurutnya, Dana desa yang digunakan untuk kepentingan pribadi adalah pelanggaran serius.

Danang juga menekankan pentingnya pengelolaan anggaran berbasis data dan manajemen risiko yang matang. Karena itu, ia mengimbau para kepala desa untuk memahami dasar hukum pengelolaan dana serta melakukan analisis risiko dalam setiap program.

“Jangan asal buat program. Kadang ada yang salah perencanaan, malah jadi program ganda. Ini bukan sekadar soal administrasi, tapi juga soal tanggung jawab,” tambahnya.

Sarasehan ini diharapkan menjadi momentum refleksi dan peningkatan kapasitas bagi seluruh kepala desa dan lurah di Kabupaten Lampung Selatan. Pemerintah kabupaten menegaskan komitmennya untuk menciptakan tata kelola pemerintahan desa yang bersih, bebas dari praktik korupsi, serta berpihak pada kepentingan rakyat. (ptm-Kmf)

7 Agustus 2025

Menembus Awan di 1.281 MDPL! Misi Zita Anjani Eksplorasi Gunung Raja Basa untuk Wisata Daerah: You Did It!

Menembus Awan di 1.281 MDPL! Misi Zita Anjani Eksplorasi Gunung Raja Basa untuk Wisata Daerah: You Did It!


Kalianda
 - Udara malam di Taman Wisata Teropong Kota, Desa Sumur Kumbang, Kecamatan Kalianda, terasa berbeda pada Rabu itu, 6 Agustus 2025.

Semilir angin dari lereng Gunung Rajabasa menyatu dengan cahaya lampu taman yang temaram, menyambut seorang pendaki yang baru saja menuntaskan misinya: mendaki salah satu puncak paling menantang di Lampung Selatan.

Adalah Zita Anjani, Ketua Tim Penggerak PKK Lampung Selatan sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, yang malam itu turun dari ketinggian 1.281 meter di atas permukaan laut—puncak Gunung Raja Basa.

Pendakian ini bukan sekadar petualangan pribadi. Lebih dari itu, ini adalah simbol eksplorasi potensi wisata yang dimiliki daerah. 

“Akhirnya bisa naik gunung di kampung halaman sendiri,” ucap Zita Anjani dengan senyum penuh lega, sembari menatap gelapnya siluet gunung yang baru saja ia taklukkan.


Petualangan di Tanah Kelahiran

Perjalanan dimulai pukul 14.00 WIB dari basecamp di Desa Sumur Kumbang. Cuaca bersahabat, namun medan tetap menantang. Tiga setengah jam kemudian, pukul 17.30 WIB, rombongan berhasil mencapai puncak. 

Di sanalah, dalam udara tipis dan sepi, Zita Anjani berdiri di atas tanah yang membesarkannya, memandang hamparan Lampung Selatan dari ketinggian.

Setelah rehat dan makan malam singkat hingga pukul 18.30 WIB, mereka melanjutkan perjalanan turun, menyusuri jalur hutan dalam gelap malam. Baru pukul 22.00 WIB mereka tiba kembali di basecamp—letih, tapi puas.

“Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar. Terima kasih untuk tim pendamping dan warga yang sudah menyambut dengan luar biasa hangat,” katanya.


Menyatukan Pariwisata dan Rasa Cinta Daerah

Kepulangan Zita Anjani disambut langsung oleh Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, bersama para pejabat daerah, pengurus PKK, serta Kepala Desa dan warga setempat. Sambutan itu bukan sekadar seremoni—ia menjadi simbol kebersamaan dan semangat kolaborasi dalam memajukan potensi wisata daerah.

Gunung Raja Basa bukan hanya puncak fisik, tapi juga puncak harapan baru. Harapan agar Lampung Selatan dikenal bukan hanya lewat berita, tetapi melalui jejak kaki mereka yang berani menapaki alamnya.

Malam itu, di bawah bintang dan lampu taman, kisah Zita Anjani menjadi bagian dari narasi besar: bahwa cinta pada kampung halaman bisa dimulai dari satu langkah kecil di jalur pendakian. (Gil-Kmf)