Screenshoot (ist)

Retorika, Jakarta -Sebuah video yang diposting di akun Instagram Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, belakangan ini viral. Video tersebut berisi informasi soal peneliti asal Universitas Airlangga yang 'menemukan' penangkal virus corona.

"Ini menjadi kabar gembira untuk seluruh masyarakat Indonesia dan dunia. Karena salah satu peneliti asal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur berhasil menemukan penangkal ampuh virus corona," tulisnya dalam caption video tersebut.

"Dan, siapa sangka penangkal corona itu adalah curcumin yang ada pada jahe, kunyit, sereh, dan temulawak yang biasa dibuat bumbu masak serta minuman masyarakat Indonesia. Dan mungkin inilah yang menjadi jawaban mengapa virus corona belum menyebar di Indonesia," lanjutnya.

Di dalam video menyebutkan salah satu peneliti asal Unair, yaitu Profesor Chairul Anwar Nidom. Siapakah Prof Nidom itu?

Prof Chairul A Nidom adalah Ketua Ruset CoV dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation Surabaya. Ia menyebutkan bahwa curcumin bisa menekan risiko fatal yang terjadi pada manusia akibat virus corona high pathogenic.

"Kondisi high pathogenic reseptornya ada di paru, dan hal ini dapat berakibat fatal pada manusia. Dan curcumin ini bisa menekannya," ujarnya saat dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.

"Curcumin itu mempunyai fungsi menekan badai sitokin, yang tentunya kita bisa berharap bahwa paru-paru tidak begitu rusak atau bisa recovery secepatnya," jelas Prof Nidom.

Ia menjelaskan, pasien COVID-19 di Wuhan mengalami badai sitokin. Namun, untuk penggunaan formulasi ini harus diteliti kembali, mengingat kadar curcumin di dalam jahe hingga temulawak berbeda-beda.

"Sekarang sedang kita formulasikan kandungannya, tetapi masyarakat tidak perlu menunggu. Apa (asupan yang mengandung curcumin) yang biasa dikonsumsi, lanjutkan saja," imbaunya. (**)