Ilustrasi. RO
RO - Imbas pandemi Corona yang melanda hampir seluruh dunia termasuk Indonesia, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini berada di level Rp 16.486. Mata uang Paman Sam menguat dibandingkan pekan lalu.

Mengutip data Reuters, Senin (23/3/2020), dolar AS berada di level tertingginya Rp 16.550 per 09.30 WIB.

Pada Jumat pekan lalu (20/3) dolar AS berada di level Rp 16.200. Angka tersebut merupakan rekor sebelumnya.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sebelumnya mengatakan, langkah stabilisasi nilai tukar yang dilakukannya dengan selalu menyediakan suplai dolar AS di pasar. Tujuannya untuk menenangkan pasar.

"Kami lakukan dengan intervensi baik secara tunai, spot maupun secara forward melalui Domestik Non Delivery Forward. Ini untuk menjaga mekanisme pasar dan agar tidak terjadi kepanikan dan memberikan confidence di pasar," terangnya melalui video conference, Jumat (20/3/2020).

Untuk cadangan devisa (cadev) sendiri, Perry memastikan kondisinya masih lebih dari cukup. Hingga akhir Februari 2020 posisinya masih US$ 130,4 miliar.

"Tentu saja berkoordinasi dengan pemerintah, Menkeu, Menteri BUMN, tentu saja langkah lanjutan akan dilakukan bagaimana kemudian berbagai program maupun pembiayaan budget nanti juga akan didatangkan devisa," tambahnya.

Peneliti INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan ada sejumlah sektor yang terdampak dari penguatan dolar AS ini, yaitu sektor yang bahan bakunya impor akan terpukul.

"Yang pertama terasa adalah sektor yang bahan bakunya dari impor tinggi seperti tekstil pakaian jadi dan farmasi," kata Bhima saat dihubungi detikcom, Sabtu (21/3/2020).

Dia mengungkapkan, seharusnya sektor farmasi bisa mendapatkan laba di tengah kondisi seperti ini, karena kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan meningkat.

Namun hal ini akan terkendala oleh bahan baku yang 90% berasal dari luar negeri. "Sehingga sangat sensitif terhadap biaya operasional yang juga terus meningkat," kata dia.

Kemudian sektor makanan dan minuman ini juga akan sangat terpengaruh, tetapi tidak langsung karena proses impor membutuhkan waktu selama 100 hari.

Hal ini membuat ada jeda ke masyarakat. Sektor berikutnya adalah otomotif, industri elektronik. "Sektor ini komponennya sangat sensitif terhadap pelemahan rupiah," kata dia.

Dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), kurs tengah dolar AS terhadap rupiah hari ini telah menyentuh level Rp 16.273. Dalam sepekan kurs tengah JISDOR bergerak di rentang Rp 14.815-16.273.

Beberapa bank dalam negeri sendiri telah menjual dolar AS sampai Rp 16.500. Mengutip laman resmi bank, Jumat (20/3/2020), BCA menjual dolar AS seharga Rp 16.521 per pukul 09.16 WIB. Kemudian, BCA membeli dengan harga Rp 15.971.

(Sumber: detikfinance)