Foto: Aribun Sayunis
KALIANDA - Business Inspirator, sebutan itu sudah belasan tahun disandang oleh H Aribun Sayuni, SE, MM, pengusaha budidaya ikan air tawar asal Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel).

Bukan tanpa sebab, sebutan sebagai inspirator bisnis masyarakat itu tersemat oleh Aribun Sayunis. Sejak 30 tahun ia tertatih-tatih  merintis dan mengembangkan usaha mandiri dibidang budidaya ikan berkumis (Catfish).

Berawal dari tahun 1990 silam, ia merintis usaha sebagai penjual benih lele dari desa ke desa. Selama empat tahun, Aribun melakoni usaha budidaya lele.

Lalu, santernya pemberitaan tentang peluang bisnis patin, ia lantas mencoba peruntungan dengan membudidayakan ikan bernama latin Pangasius sp itu. Aribun mengambil memelihara patin ukuran konsumsi untuk dijual ke pasar lokal dan dikirim ke pabrik pengolahan sebagai bahan baku fillet (daging tanpa tulang).

Pria yang kerap disapa Bang Haji itu, kemudian semakin fokus pada budidaya patin. Mengingat, peluang pasar fillet patin cukup besar di dalam dan luar negeri.

“Ini peluang emas untuk menghasilkan devisa. Apalagi, potensi perikanan air tawar di Lampung juga baru dimanfaatkan sekitar 10% dari luas lahan yang ada,"ujarnya, Kamis (2/7/2020).

Tekad Aribun Sayunis terus membara, ia bermimpi untuk mensejahterakan masyarakat Lampung khususnya di Kabupaten Lamsel melalui usaha budidaya ikan patin atau ikan air tawar lainnya.

Lantas, dari usaha yang hingga belasan tahun ia lalui itu, akhirnya ayah dari tiga anak itu mampu memperluas lahan kolamnya, hingga ratusan hektar bahkan ribuan hektar se-provinsi Lampung.

Bahkan berkat kreativitasnya, Aribun juga sukses memanfaatkan lahan bekas galian pasir di Lampung Timur sebagai kolam budidaya patin yang sebelumnya mangkrak. Melalui bendera perusahaan, ia semakin bersemangat untuk menyejahterakan masyarakat melalui usaha itu.

Melalui program kemitraan, ia berhasil merekrut ratusan pengangguran untuk mendapatkan penghasilan dari program kemitraan yang ia bina. Yakni, masyarakat di pekerjakan di usaha budidayanya dengan sistem upah bagi hasil.

Kemitraan itu dibagi ke beberapa golongan. Yaitu, kemitraan dibidang budidaya dan kemitraan dibidang produksi pakan ikan. Dari hasil penjualan ikan, beberapa persen hasilnya adalah hak masyarakat yang mengelola. Hingga akhirnya, kemitraan tersebut berjalan sampai saat ini. Aribun sukses menekan angka pengangguran dari usaha tersebut, meski hanya beberapa persen saja.

Dari upaya itu, Aribun Sayunis semakin memilki mimpi yang besar. Melalui usaha terdebut, Aribun menginginkan tidak ada lagi pengangguran khususnya di Kabupaten Bumi Khagom Mufakat ini.

"Tentu saja, untuk mewujudkan mimpi itu membutuhkan kebijakan pemerintah untuk mendukung pengembangan usaha ikan aor tawar," katanya.

Lantas apa yang dilakukan Aribun dengan kebijakan pemerintah ?

Lantaran usahanya yang semakin berkembang, ia berpartisipasi dalam menyampaikan aspirasi melalui pemerintah daerah hingga pemerintah pusat. Salah satu upayanya, yakni menyanpaikan aspirasi melalui Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI).

Diorganisasi itu, Aribun adalah orang nomor 4 di pengurus pusat. Ia duduk di jabatan Ketua DPP Bidang Pengembangan Budidaya Ikan. Selain itu, ia juga diamanahkan untuk menjadi Ketua DPD APCI Provinsi Lampung.

Bahkan, melalui APCI, Aribun sempat sukses melakukan ekspor ikan patin ke Negara Timur Tengah, sebagai bahan konsumsi jamaah haji dan umroh di Tanah Suci Arab Saudi, yang berjalan hingga saat ini.

Melalui asosiasi itu, Aribun semakin rutin 'berbisik' ke pemerintahan untuk menyampaikan aspirasi para pengusaha ikan air tawar. Agar, kebijakan pemrintah mendukung pengembangan usaha budidaya dan mendorong kesuksesan melalui program pemereintah. Sayangnya, akses asosiasi dalam menyampaikan aspirasi itu terbatas.

Karenanya, ia sempat memutuskan untuk berkecimpung di dunia Politik. Dari media APCI ia sempat dikenal oleh beberapa petinggi partai, salah satunya Partai Perindo besutan Komisaris MNC Group, Hari Tanoesoedibyo. Ia lalu memutuskan untuk bergabung di partai itu, duduk sebagai Ketua DPD Partai Perindo Lamsel.

Lantaran kedekatannya dengan bos MNC group, ia diminta untuk mencalonkan diri sebagai Caleg DPRRI dapil Lampung 1, dengan nomor urut 1 di tahun 2019 lalu.

Dengan perolehan suaranya, sebenarnya Aribun Sayunis mampu untuk duduk di kursi senayan. Sayangnya, karena akumulasi hitungan suara secara nasional kurang dari 2,5 persen, ia gagal menjadi anggota dewan pusat.

Hal itu cukup menjadi pengalaman bagi Suami Hj. Dariyanti tersebut. "Namun, kegagalan untuk duduk di DPRRI itu, tak menyurutkan tekad saya untuk mensejahterakan masyarakat melalui usaha ikan air tawar," Ujar Aribun seraya optimis.

Seolah tak kapok dengan anggaran besar yang telah ia keluarkan dalam tarung perpolitikan, ia memiliki tekad lagi untuk maju sebagai Bakal Calon Wakil Bupati Lamsel.

Sayangnya, langkah sosialisasinya terbentur dengan situasi pandemi covid-19. Dalam ketentuan pemerintah, melarang adanya kegiatan yang melibatkan banyak orang. Namun, itu tak memutuskan semangatnya untuk selalu mengabdi kepada masyarakat.

Ia memiliki UMKM yang memproduksi sabun antiseptik. Secara kebetulan, pemerintah menganjurkan kepada masyarakat untuk rajin mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebagai langkah pencegahan penularan virus corona.

Produksi UMKM Kartini Perindo, selama lima bulan terakhir, dibagikan gratis untuk masyatakat. "Kalau berbicara biaya, ya tidak sedikit yang kita keluarkan untuk produksi ratusan ribu botol sabun antiseptik ini," tandasnya.

Ya, UMKM itu dirintis dari anggaran pribadi Aribun Sayunis yang hingga pada akhirnya dikelola dan diatasnamakan produk partai. UMKM merupakan alat baginya, untuk melibatkan ibu-ibu pengangguran yang dibina dan diberi ketrampilan pembuatan sabun.

Selain sabun, ia juga sudah membagikan sekitar 22,5 ton beras untuk masyarakat. Membantu ketersediaan pangan masyarakat disaat pandemi covid-19.

Dari siapa beras itu berasal ?

Pertanyaan itu sering muncul dikalangan masyarakat. Tapi dengan santai Aribun menjawab, bahwa beras yang ia bagikan merupkan sebagian hasil panen dari lahan pertaniannya.

"Hasil penen kita senidir, kemudian diolah di pabrik padi milik mertua saya di Desa Bumi Daya, Kecamatan Palas," kata Aribun.

Sejauh ini, Aribun berkontribusi untuk masyarakat belum sama sekali melibatkan tangan orang lain dari sisi anggaran. Semua yang ia berikan, berasal dari kantongnya pribadi.

Apakah Aribun Mencalonkan Sebagai Wakil Bupati tidak memiliki Backing ?

Tentu saja ada. Namun, kembali ke tekad Aribun, ia tak akan membebani orang lain lain selama dirinya mampu melakukannya. Sebagai contoh, pimpinan partainya, Hari Tanoe merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia. Hal yang tidak mungkin, jika ia tak membantu Aribun.

Disisi lain, di organisasi APCI adalah merupakan himpunan dari para pengusaha yang sukses. Suara Aribun merupakan pengaruh besar di organisasi itu.

"Itu hanya contoh saja, karna memang dua itu juga badan saya. Kalau untuk yang lain, bisa kita tunggu saja," Timpal Aribun.

Penulis : Doy