RETORIKAONLINE (KALIANDA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), menggelar Rapat kerja Program Pemberdayaan Masyarakat Anti Narkoba di Lingkungan Swasta Tahun 2021, Selasa (15/06/2021).

Acara yang berlangsung di Aula Negeri Baru Resort Kalianda itu, dibuka oleh Kepala BNN Lamsel, AKBP Ikhlas, yang diwakilkan oleh Kasubag Umum, I Wayan Suartha Antara.

Kegiatan itu bertujuan untuk membangun komuniksi jejaring kerja, kepedulian stakeholder melalui rapat dan sinergitas di lingkungan swaata, dan mendukung aksi P4GN.

"Semoga usaha kita memberantas narkoba, mendapat ridho serta petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa," katanya menyampaikan sambutan Kepala BNN Lampung Selatan, AKBP. Ikhlas.

Dilanjutkannya, saat ini penyalahguanaan narkoba sudah menjadi ancaman diseluruh aspek kehidupan, bukan hanya generasi muda, tapi sudah memasuki seluruh element masyarakat hingga penegak hukum.

"Narkoba sudah masuk semua aspek, mulai dari petani, aparat pemerintah dan aparat hukum. Ini sangat miris, karena narkoba sudah msuk kemana dan sudah merajalela," kata Wayan menyampaikan sambutan Kepala BNNK Lamsel, AKBP Ikhlas.

Lampung Selatan yang merupakan pintu gerbang utama keluar masuknya barang dari dan menuju ke Pulau Jawa, menjadi daerah yang sangat rawan menjadi daerah peredaran narkoba.

"Lampung Selatan punya tempat strategis, ada Bakauheni dan Bandara, itu merupakan pintu masuknya bagi para pengedar dalam hal penyebaran narkoba baik dari Sumatera dan luar Sumatera," lanjutnya.

Tak hanya itu, saat ini Provinsi Lampung menduduki peringkat ke-8 nasional dari 34 provinsi yang ada di Indonesia dalam hal peredaran narkoba dan urutan ke-3 di Pulau Sumatera.

"Alangkah mirisnya dengan predikat itu  Mari kita tingkatkan peran masyarakat dan stakeholder, baik dimedsos untuk bersama-sama memerangi narkoba, tujuannya menciptakan masyarakat dan lingkungan kerja yang bebas dari peredaran narkoba," lanjutnya.

Ditempat yang sama, Sub Koordinator P2M, Sumarman, menyampaikan, ada tiga wilayah di Lampung Selatan yaitu Desa Merak Batin dan Desa Pemanggilan di Kecamatan Natar serta Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni telah masuk dalam peta BNN untuk daerah rawan narkoba.

"Anak-anak SD juga sudah banyak yang terkena, karena tidak bisa membeli narkoba, mereka menggunakan lem aibon, tiner yang baunya menyengat dan masuk ke otak, lalu tuak," katanya.

Peran masyarakat juga saat ini, masih terbilang sangat minim untuk mensosialisasikan bahaya tentang narkoba.

"Kadang setelah mendapatkan info tentang bahaya narkoba, mereka tidak mau menyebarkan informasi tersebut kepada lingkungan sekitarnya," ujarnya.

Saat ini di dunia terdapat sekitar 892 jenis narkoba dan di Indonesia ada ekitar 76 jenis narkoba yang 71 diantaranya telah tercatat dalam Kemenkes nomor 20 tahun 2018.

"Untuk menghindari jeratan hukum, narkoba terus diciptakan dengan jenis terbaru," pungkasnya.

Sementara itu, Jaenab Ompu Jainah selaku Narasumber mengungkapkan, banyak sekali cara untuk menghancurkan generasi muda salah satunya dengan menyusupkan opium.

"Dengan segala macam modus dan siasat, agar merusak generasi bangsa, tidak ada satupun stakeholder yang terbebas dari ancaman narkoba. Fenomena penyalahguna narkoba seperti fenomena gunung es," pungkasnya. 

Pada kesempatan itu, yel yel "War On Drugs" terus diteriakan oleh peserta yang hadir. (Red)