KALIANDA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan akan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan dan melindungi hak-hak para petani di bumi Khagom Mufakat. 


Hal itu diungkapkan Bupati Lampung Selatan H. Nanang Ermanto saat melakukan audiensi dengan Koperasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Tani Makmur Rakyat Sejahtera (Tamara) di ruang video conference, rumah dinas bupati setempat, Senin (29/11/2021). 


Nanang mengatakan sektor pertanian memiliki dampak yang sangat besar terhadap perekonomian di suatu daerah. Baik itu sebagai penghasil bahan pangan, maupun sumber tenaga kerja bagi sektor ekonomi lainnya. 


Oleh karena itu kata Nanang, pemerintah akan terus berupaya menjamin kesejahteraan petani dengan melakukan inovasi pada setiap program pembagunan terkait. Sehingga, pertanian di Lampung Selatan dapat terus berkembang dan mengalami peningkatan. 


“Karena kita juga sedang berupaya, bagaimana agar mandiri, meningkatkan PAD. Tidak mengandalkan APBD dari pusat, kita belajar dari situasi pandemi ini. Ketika dana APBD terkena refocusing, kita semua bingung,” katanya. 


Nanang menyebut, berbagai upaya yang telah dilakukan dalam mendukung kemajuan pertanian di Lampung Selatan, yaitu dengan memberikan pembinaan dan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada para petani. 



Selain itu lanjutnya, Pemkab Lampung Selatan juga akan berupaya menstabilkan satuan harga hasil pertanian. Salah satunya, yaitu dengan bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Koperasi HKTI Tamara. 


“Hadirnya Dinas Pertanian dan Kelompok-Kelompok Petani dikumpulkan, kita diskusi dengan pemerintah daerah. Kemudian, tinggal nanti bagaimana BUMD kita dengan Koperasi ini ada kepastian untuk satuan harga, nah ini standar harga ini penting,” ungkapnya. 


Nanang menambahkan, nantinya BUMD bersama dengan Koperasi HKTI Tamara juga akan mengkoordinir serta melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap para petani. 


Dengan demikian, diharapkan mampu membantu menggali potensi pertanian dan memecahkan masalah usaha tani di lapangan secara efektif. 


“Mengkoordinir, pembinaan, pendampingan. Kelemahan para petani ini kan kadang-kadang diutangin dulu, bayar panen. Menjeritnya kan disitu, itu yang terjadi di lapangan. Makanya saya bilang sama pak kadis, saya minta data mana yang petani murni dan buruh petani,” ujarnya. (ptm)