LAMPUNG SELATAN (RO) - Usaha pembuatan emping di Dusun 3, Desa Kunjir, Lampung Selatan, bisa terbilang menjadi usaha unggulan ibu-ibu di dusun tersebut.


Namun, makanan yang berbahan baku biji melinjo atau tangkil tersebut, memang saat ini terkendala bahan baku yang terbilang sulit, bahkan harga bahan bakunya juga cukup mahal.

Menurut salah seorang penjual emping, Sanimah, usaha rumahan yang dijalaninya tersebut sudah cukup lama, untuk satu kilo emping yang siap digoreng, dirinya biasa menjual dengan harga Rp. 40 ribu.

"Dari satu kilo melinjo, akan menghasilkan setengah kilo emping yang besarnya juga beda-beda. Sekilo dijual Rp. 40ribu," katanya, Senin (31/01/2022).

Dalam satu hari, jika bahan baku tersedia, dirinya bisa menghasilkan 4 kilo emping, namun jika bahan baku sedang sulit atau harga yang mahal, dalam waktu satu minggu dirinya hanya membuat 4 kg emping saja.

"Biji melinjo itu ditumbuk satu persatu, tergantung permintaan, ada yang satu emping itu dua biji melinjo, ada juga yang sampai 6 biji melinjo, tergantung bahannya, karena sekarang tangkil harganya Rp. 15 ribu," jelasnya.

Untuk pemasarannyapun memang masih sulit, karena dirinya hanya memasarkan disekitaran tempat tinggalnya saja, seperti ke warung-warung.

"Nanti ada warung yang ngambil, kalau saya biasanya jual mentah, atau saya goreng nanti dibungkus diplastik, dijual disini (warung)," ujarnya.

Jika tidak ada bahan baku atau kurangnya modal, dirinya hanya menerima jasa upah tumbuk saja dari orang lain.

"Ya kalau tidak ada tangkilnya, saya upahan sama orang, satu kilo tangkil itu biasanya diupahan Rp. 10 ribu," jelasnya.

Oleh sebab itu, dirinya sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah, terkait dengan modal yang menjadi kendala usaha rumahan itu saat ini.

"Ya semoga ada bantuan dari pemerintah," pungkasnya seraya tersenyum. (Red)