RETORIKA, KALIANDA - Pembangunan bendungan yang ada di Way Mis, Kecamatan Kalianda, menuai kritikan dari berbagai masyarakat.

Hal itu, diduga lantaran pembangunan bendungan tersebut terkesan asal jadi. Puncaknya, Jumat (28/02/2020) puluhan warga dari 3 desa yaitu Desa Pauh Tanjung Iman dan Desa Tengkujuh melakukan demo.

Selain terkesan asal jadi, akibat yang ditumbulkan juga membuat pohon-pohon yang ada di hutan tersebut mati, sehingga membuat aliran air menuju ke sawah-sawah masyarakat dan pemukiman tidak mengalir dengan lancar.

Selain warga masyarakat, Toko adat toko masyarakat hadir di lokasi tersebut kekesalan mereka di dasari karena selama tahun 2019 pembangunan bendungan tersebut hingga tahun 2020 ini, mereka susah untuk menikmati aliran air bersih.

“kami disini bersama warga masyarakat dari 3 desa sangat tergantung dengan air bersih dari mata air yang ada disini, sebelum bendungan ini di bangun perairan sawah dan aliran air di rumah rumah kami lancar, namun setelah pembangunan bendungan ini kami sangat susah untuk mendapatkan air," Ucap M Ali Hasan

Sebagian masyarakat yang bergantung pada mata pencaharian sebagai petani kini harus gigit jari,  seperti yang di jelaskan oleh Rusdi selaku pamong desa (BPD)

"Sekarang sudah memasuki musim tanam namun sampai saat ini mereka belum bisa bercocok tanam dikarnakan air tidak naik mereka menggugat supaya air dapat mengalir dengan lancar," Tambahnya

Saat di temui di lokasi Bustami selaku kepala desa Tengkujuh memaparkan kedepannya akan di lakukan musyawarah ulang kepada 3 desa tersebut.

"Ini sebagai koreksi kami sebagai pemerintah desa, kedepannya kami akan mengumpulkan masyarakat 3 desa tersebut kita cari jalan terbaiknya," tutur Bustami. (Red)