Foto: Ist
RO, BAKAUHENI - PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero), angkat bicara terkait kemacetan kendaraan di pintu masuk Pelabuhan Bakauheni, akibat pengurangan tollgate manual dan pemberlakuan tiket via online.

Humas ASDP cabang Bakauheni, Syaifullahil Maslul Harahap menjelaskan, cara tersebut memang sengaja dilakukan pihaknya, untuk memberikan shock therapy kepada pengurus kendaraan ataupun sopir.

"Kita berlakukan dengan membuka loket online, justru dengan seperti mereka berfikir untuk membeli online. Pengurus-pengurus sudah tahu semua, kita buat seperti agar memberikan shock therapy agar nanti mereka mau membeli tiket online," kata Syaiful kepada Retorikaonline melalui sambungan telepon, Sabtu (04/04/2020).

Pihak ASDP sebelumnya telah melakukan softlaunching mengenai pembelian tiket online sejak 1 Maret lalu, dengan menghubungi seluruh ketua pengurus kendaraan truk ataupun fuso.

Baca juga: Video Pelabuhan Bakauheni Macet Parah, Puluhan Sopir Demo Kurangnya Sosialisasi Pembelian Tiket Online

"Kami sudah kontak dengan ketua pengurus masing-masing dan kami sampaikan juga, pada intinya mereka mendukung program apapun itu yang dilakukan ASDP dan pemerintah," ujarnya

Seharusnya dengan adanya softlaunching tersebut, para pengurus kendaraan sudah mempersiapkan tiket online bagi kendaraan yang akan menyebrang, sehingga para sopir juga tidak perlu lagi mengantri.

"Jadi sopir-sopir itu tahunya menyebrang saja, tiket onlinenya sudah disiapkan oleh pengurus masing-masing, karena pengurus yang memegang uang," terangnya.

Namun disisi lain, softlauching tersebut menghilang karena adanya virus corona. Akan tetapi, pihaknya justru menjadikan hal tersebut kesempatan yang baik untuk memberlakukan pembelian tiket via online.

"Ya ini kesempatan kita juga mendukung imbauan pemerintah untuk menerapkan sosial dictancing dan physical distancing baik diloket penumpang ataupun loket kendaraan agar tidak ada lagi antrian," ucapnya.

Menurut Syaiful, pihak ASDP Bakauheni sebelumnya telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, karena kebijakan yang diberlakukan tersebut akan berdampak terjadinya kemacetan seperti yang saat ini masih berlangsung.

"Sudah koordinasi dengan Kapolres juga. Kita lihat situasi, kalau kemacetan yang panjang sekali kita buka lagi 1 loket dan akan ditutup lagi. Kalau masih dibuka banyak nanti mereka (pengurus) tidak akan mau beli tiket online," terangnya.

Cara tersebut akan terus-menerus dilakukan pihak ASDP sampai benar-benar diberlakukan pembelian tiket online sepenuhnya pada 1 Mei 2020 mendatang.

"Akan dilakukan cara seperti secara terus menerus, kita buat shock therapy untuk mereka (pengurus dan sopir)" pungkasnya. (Red)