RO, LAMPUNG SELATAN - Kapolres Lampung Selatan, AKBP Edi Purnomo, angkat bicara, terkait beredarnya pesan berantai tentang 11 jemaah asal Lampung yang memiliki kontak dengan pasien positif corona yang meninggal di Bengkulu, belum diisolasi dan masih berkeliaran bebas.

Dirinya menegaskan, bahwa informasi tersebut tidaklah benar. Menurutnya, saat ini 11 orang terdiri dari 8 orang asal Lampung Selatan dan 3 orang asal Teluk Bandarlampung itu, telah berada di RSBNH (Rumah Sakit Bandar Negara Husada) Kota Baru, Jati Agung, Lampung Selatan.

"11 Jamaah sudah diterima dan langsung ditangani Dinkes Provinsi Lampung dengan diisolasi di RS Bandar Negara Husada Kota Baru, tidak ada jamaah yang keliaran," kata AKBP Edi Purnomo, kepada Retorikaonline, melalui pesan whatsapp, Kamis (02/04/2020).

Dirinya juga mengimbau, agar masyarakat tidak mudah percaya dengan kabar atau informasi yang beredar, apalagi jika informasi tersebut tidak jelas asal sumbernya, karena bisa menimbulkan keresahan di masyarakat.

"Bila ada berita tolong sebelum disebarkan dicek terlebih dahulu kebenarannya, bila memang ragu tidak usah disebarkan," tegas mantan Kapolres Mesuji Lampung itu.

Terkait penyebaran virus corona, dirinya mengajak agar bersama-sama mematuhi imbauan pemerintah untuk tetap tinggal dirumah dan tidak keluar jika tidak ada keperluan penting serta menjaga kebersihan dan kesehatan diri, keluarga dan lingkungan.

"Waspada boleh namun jangan sampai panik, jangan menimbun sembako, saling bantu dan saling mengingatkan serta saling mendoakan semoga virus ini cepat diangkat Allah SWT," pungkasnya.

Pesan berantai itu sendiri beredar sejak kemarin  melalui aplikasi perpesanan WhatsApp. Akibat pesan berantai tersebut membuat sebagian warga Lampung Selatan dan Bandar Lampung resah.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana menjelaskan, setibanya di Provinsi Lampung, ke-13 jamaah termasuk sopir dan kondektur, akan langsung dibawa ke RS BNH (Bandar Nagara Husasa) Kota Baru, Jati Agung, Lampung Selatan dan jenazah yang meninggal tersebut sudah diambil pihak keluarganya.

"Mereka karena merasa sehat, tapi ini merupakan hubungan dekat dengan yang meninggal, jadi mereka harus dilakukan pemeriksaan rapid test terhadap 13 orang ini, Alhamdulillah hasilnya negatif," kata Reihana melalui video conference yang diterima retorikaonline, Rabu (01/04/2020).

Reihana melanjutkan, walau diperkenankan untuk pulang kerumah dan melakukan isolasi mandiri dirumah masing-masing selama 14 hari, namun ke-13 orang tersebut tetap mengingingkan berada di dalam area rumah sakit tersebut.

"Mereka minta kepada pihak rumah sakit, kebetulan dibelakang rumah sakit ada mushola, mereka ingin berada di mushola saja karena lebih nyaman. Namun, tetap dipantau oleh tenaga kesehatan RSBNH baik pemantauan kesehatan, sopir dan keneknya izin meninggalkan lokasi tapi tetap diberikan edukasi," pungkasnya. (Red)