RO, LAMPUNG - Satu lagi ditemukan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 masuk Orang Tanpa Gejala di Provinsi Lampung.

Hal itu dijelaskan Kepala Dinas Provinsi Lampung, Reihana. Menurutnya, pasien tersebut merupakan pasien baru dengan nomor 21 yang berjenis kelamin perempuan usia 21 tahun.

"Ini masuk dalam orang tanpa gejala, konfirmasi positif tapi tanpa gejala dalam arti sehat," kata Reihana melalui video yang diterima Retorikaonline, Jumat (10/04/2020).

Dilanjutkannya, pasien nomor 21 tersebut merupakan hasil tracing dari pasien terkonfirmasi positif covid-19 nomor 15 yang memiliki riwayat perjalanan dari Bandung, Jawa Barat.

"Saat ini pasien nomor 21 tersebut, sudah diisolasi dengan pantauan tenaga kesehatan," ujarnya.

Untuk tambahan pasien terkonfirmasi positif covid-19 lainnya yaitu, pasien nomor 19 perempuan usia 59 tahun dan telah meninggal dunia pada Rabu (08/04/2020) lalu sebelum hasil lab menyatakan positif.

"Tracing dari suami (pasien nomor 13). Suami juga hasil tracing dari temannya yaitu pasien nomor 15 ternyata dari Bandung," ucapnya.

Selanjutnya ada pasien positif nomor 20, laki-laki 48 tahun yang saat ini masih dirawat di ruang isolasi RSUDAM Bandarlampung.

"Nomor 20 juga ada hubungannya dari luar kota. Jadi sampai saat ini Alhamdulillah belum ada transmisi lokal dari Lampung," pungkasnya.
 

OTG Dinilai Paling Berbahaya Karena Sulit Terdeteksi.

Penyebaran virus Corona (Covid-19) terus meluas. Virus ini kemudian diketahui bermutasi, lantaran dari pelbagai hasil penelitian kini dapat menular lewat udara.

Terbaru pemerintah mengumumkan kalau ancaman akan Covid-19 semakin besar karena penderitanya, kini, tidak menimbulkan gejala umumnya, seperti batu-batuk, demam, dan sesak nafas.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, Orang Tanpa Gangguan (OTG) sampai saat ini menjadi ancaman terbesar di dalam penyebaran virus Corona atau Covid-19. Yuri membeberkan hasil pemeriksaan virus Corona melalui metode molekuler alias Polymerase Chain Reaction (PCR) ke 7.896 orang di sejumlah wilayah Indonesia. Pihaknya menemukan kasus konfirmasi positif tersebar di 120 Kabupaten/Kota.

“Kami melihat bahwa sebaran kasus sekarang muncul akibat pergerakan orang tanpa gejala kasus positif tanpa keluhan,” kata dia saat konferensi Pers di Gedung BNPB, Sabtu (04/04/2020) lalu.

Yuri menjelaskan, orang tanpa gejala menjadi potensi tinggi untuk menularkan virus Corona ke masyarakat karena pada satu sisi orang tersebut tidak mengalami keluhan apapun. Di sisi lain, banyak masyarakat yang masih belum melaksanakan physical distancing (menjaga jarak).

Sehingga, solusi yang terbaik untuk memutus rantai penularan Covid-19 adalah tinggal di rumah. Sebaiknya, tidak melakukan perjalanan ke mana pun baik itu ke keluarga yang lain, ke kota yang lain, atau tempat lain memiliki risiko besar untuk terjadinya penularan.

“Di samping membiasakan untuk mencuci tangan dengan baik. Kemudian mulai menghentikan kebiasaan baik yang disadari maupun yang tidak disadari untuk menyentuh wajah, hidung, mulut, mata,” papar dia.

Yuri melaporkan jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 mengalami kenaikan sebanyak 106 kasus sehingga total menjadi 2.092 kasus konfirmasi positif. Kemudian pasien yang sembuh mengalami kenaikan 16 pasien sehingga total menjadi 150 orang. Sementara itu, pasien yang meninggal juga bertambah 10 orang sehingga total 191 meninggal.

“Yang sembuh kondisinya bagus dan tidak perlu dikhawatirkan lagi untuk menularkan penyakit bahkan kita yakini 150 orang telah sembuh dan memiliki imunitas, kekebalan terhadap virus covid,” ujar dia.

Hal senada juga dikatakan dr Hardiyanti, dokter umum Puskesmas Wara Barat, Ia mengatakan, saat ini, penderita Covid-19 tidak hanya dideteksi dengan melihat gejala seperti batuk, demam, dan sesak nafas, tetapi, juga yang utama penderita yang tanpa ada gejala.

“Ini yang sulit terdeteksi lantaran tidak ada gejala yang ditimbulkan. Kesana-kemari melakukan interaksi,” kata dr Hardiyanti lulusan FK UMI.

Untuk itu, disarankan agar ketat dalam melakukan isolasi mandiri selama 14 hari di rumah jika dalam 14 hari sebelumnya ada riwayat bepergian utamanya dari daerah transmisi.
 (Red)